6 Rahasia Membuat Anak Kooperatif

facebooktwitter

Rahasia Membuat Anak Kooperatif

 

Sebagai orang tua dari anak berusia dini pasti Anda tak jarang merasa frustasi, dan bertanya kepada diri sendiri ” Mengapa mereka sulit diajak bekerjasama?! ” Adakalanya Anda sedang sibuk dan terburu-buru atau mungkin merasa lelah dan hanya ingin mereka menurut dan melakukan persis seperti yang Anda katakan langsung tanpa ada pertanyaan, menghindar atau menunda.

Tak ada yang suka dipaksa untuk melakukan sesuatu, tidak hanya remaja bahkan anak-anak termasuk anak balita dan anak-anak prasekolah. Mereka hanya mengembangkan keinginan mereka dan belajar untuk bertindak secara independen dari kita. Jadi, tentu mereka akan balik mendorong ketika kita mendorong keinginan kita pada mereka.

Tentu saja ada beberapa hal yang bisa meningkatkan kemungkinan agar anak-anak mau bekerjasama dengan kita. Berikut enam rahasia untuk membuat anak bekerjasama.

 

1. Ajak Jangan Menuntut

Kita semua ingin anak kita “meminta dengan baik” namun kenyataanya adalah itu lebih mudah dikatakan dari pada diucapkan. Pertanyaanya, dari mana menurut Anda mereka belajar untuk menjadi penuntut dan keras kepala?-Oh ya, dari kita!-dari orang tua tentunya-Jika ingin anak-anak kita bisa diajak bekerjasama, maka kita harus jadi pelopor, kita harus bisa lebih baik dan matang serta memimpin dengan memberi contoh. Berlawanan dengan pandangan populer, meminta dengan ramah, mengajak, dan bersama-sama mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tidak akan mengajarkan anak-anak untuk menantang atau tidak taat, justru dengan melakukan hal ini, Anda sedang meletakan dasar kepercayaan dan kerjasama tim dimana nantinya mereka akan belajar untuk percaya.

Sebelum mengajak cobalah tes apakah yang akan anda minta adalah ajakan atau tuntutan. Tanyakan pada diri anda ” Apakah tidak apa-apa jika mereka menjawan ‘ Tidak’ untuk permintaan ini?” Jika tidak, maka Anda tidak benar-benar meminta atau mengajak-Anda menuntut atau mengharap perilaku tertentu. Hal ini tak apa untuk sesekali, terutama jika menyangkut masalah kritis, misal keselamatan. Namun perlu diingat semakin sering dan banyak tuntutan yang Anda buat, semakin berkurang kemungkinan anak anda akan termotivasi secara internal untuk memenuhi kerjasama yang Anda harapkan.

Bukan berati Anda tidak boleh berharap sesuatu pada anak anda, namun apabila harapan itu tidak terpenuhi alangkah baiknya mencari solusi bersama ketimbang harus menghukumnya agar mereka menyerah.

 

2. Ubah Menjadi Permainan

Anak-anak suka bermain. Ketika Anda dapat membuat sesuatu yang menyenangkan, mereka tentu akan jauh lebih mungkin untuk ikut serta. Ini tentu memerlukan sedikit kreatifitas dan spontanitas. Ketika anak sukar diajak untuk meninggalkan taman bermain, mungkin Anda akan berpura-pura jadi pahlawan super yang akan menyelamatkan dunia dan harus menuju kendaraan super, atau bisa dengan hal sederhana dengan menawarinya untuk dipanggul di pundak.

Membuat hal-hal menyenangkan bukan hanya cara bagus untuk mendapatkan kerjasama dari anak anda, itu juga cara bagus untuk menikmati waktu bersama mereka. Mana yang lebih baik, anak anda menjerit dan menagis saat akan diperiksa dokter gigi atau dia duduk dan memanjat dengan suka rela?

Apabila Anda tidak yakin permainan apa yang bagus, coba perhatikan apa yang disukai anak anda. Jika dia suka putri dongeng, maka anda akan menjadi kesatria berbaju besi yang berani atau teman hewan terpercayanya. Atau mungkin Anda baru teringat sebuah kisah misal ” si kancil ” maka cobalah mainkan. Kalau Anda masih belum dapat ide tak ada salahnya menanyakan apa yang mereka ingin mainkan. Kebanyakan anak akan siap jika diaja bermain atau sekedar mengalihkan perhatian dan merubah agenda dengan sebuah permainan lain yang menyenangkan.

 

3. Jangan Mendominasi

Ini adalah kesalahan yang sering kita buat, terutama saat kita tidak mendapat hasil yang kita inginkan. Percayalah bahwa dengan mendominasi dan terus mengulang apa yang Anda harapkan adalah hal terahir yang ingin Anda lakukan jika ingin mencoba untuk mendorong kerjasama. Anak anda mendengar untuk pertama kali dan selanjutnya ketika Anda terus mengulangi, Anda hanya melatih mereka untuk mendengar dan menunggu Anda frustasi, jenuh dan mengundang emosi sebelum mereka bertindak.
Anak-anak menemukan segala macam hal tentang dunia sekitar, termasuk sejumlah informasi tentang dinamika sosial emosional. Ketika Anda menyerah atau frustasi dan marah, mereka mengumpulkan data menarik tentang bagaimana untuk mendapat hal mereka inginkan ( menghindari apa yang Anda inginkan ) dan apa yang mungkin menyebabkan Anda untuk mempertimbangkan kembali posisi anda-ketika frustasi Anda mungkin akan menyerah dan melupakan keinginan anda dan menampilkan sikap tak acuh terhadap tindakan mereka atau mencoba mengurangi kadar keinginan anda. Jangan jadi korban kelicikan mereka. Ketika anda bisa tenang dan menjada batas-batas yang jelas, anak-anak anda masih menguji anda, namus setelah mereka menguji semua teori mereka dan buntu dalam memutar aturan anda, mereka akan menemukan wilayah yang jauh lebih menarik dan kaya akan emosi.

 

4. Jadilah Pelupa

Tapu bagai mana jika anda sudak meminta sekali dan mereka tidak menanggapi? Alih-alih bertanya lagi, ambilah taktik berbeda. Jadilah pelupa dan pancing mereka untuk mengingatkan apa yang anda katakan beberapa saat lalu. ” Emm, Ibu lupa, Bukanya tadi Ibu menyuruh kamu melakuan sesuatu? Apa tadi ya? Sudah malam bukannya kita harus kesuatu tempat?
Hal seperti membuat anak menjadi kan anak-anak merasa pintar-dia bahkan tahu apa yang anda tidak tahu-ini membuatnya merasa senang.

 

5. Biarkan Dia Mengambil Alih

Anda ingin mereka berekeja sama maka biarkan mereka untuk bertanggungjawab. Tidak perlu untuk melepasnya, cukup dengan menempatkan anak untuk bertanggung jawab mulai dengan hal-hal kecil, misal ketika anda siap dan keluar pintu biarkan dia untuk bertanggung jawab, anda akan terkejut seberapa cepat itu akan terjadi. Anda mungkin akan meremehkan kemampuan dan seberapa pintar dia bukan? Dia tidak tahu bagai mana memakai sepatu kan? Kemudian saat dia berlari menuju anda ” wow dia tahu persis apa yang harus dia lakukan!”

ayah dan anak

 

6. Bekerjasamalah dengan Mereka

Adakalanya anak paling penurut pun membutuhkan bantuan. Hal ini terjadi bisa jadi saat mereka lelah, sakit, lapar atau sekedar merasa sedih dan putus asa. Selama saat seperti ini jika tidak ada cara lain yang sepertinya manjur, tawarkanlah bantuan. Misal dengan permainan dia sebagai bayi dan anda akan bersedia melakukan apapun untuknya, setelah beberapa saat dia kan lebih cenderung untuk mau melakukan apa yang anda minta. Ini karena dia tahu sat dia membutuhkan bantuan, anda ada di sisinya untuk rela dan senang hati memberikan dia dukungan yang dia butuhkan.


Nana-LesPrivatBigbang

Have your say

Telp
WA / Call /SMS