Tips & Trick Sukses #1 Mendengarkan
Tips & Trick Sukses #1 Mendengarkan
Mendengarkan terkadang berat untuk dilakukan. Karena apa yang masuk ke telinga terkadang terdengar menyakitkan dan sama sekali tidak logis.
Tidak hanya sekedar mendengarkan. Orang-orang hebat bisa langsung membuat keputusan yang cepat dan penting, dan terkadang keputusan yang sulit karena harus mengorbankan sesuatu atau seseorang yang dikenal. Mendengar lalu memutuskan, bukan perkara mudah bagi setiap orang. Apalagi di saat emosi menanjak naik ketika mendengarkan hal-hal yang sungguh menyakitkan hati.
Dan kemampuan inilah yang biasanya melekat kepada seseorang yang memiliki leadership tinggi, yaitu kemampuan dan kemauan mendengarkan hingga menghasilkan pengambilan keputusan tepat dan cepat.
Memberi Perhatian
Attending. Anda harus benar-benar mau ‘hadir’ dan mau mendengarkan orang lain bicara. Berilah perhatian kepada si pembicara. Jangan sampai pikiran anda berada di tempat lain ketika mempersilakan orang lain bicara, apalagi sedang meng-komplain anda. Terkadang ada orang yang bahkan tega melakukan sesuatu yang lain ketika mendengarkan orang bicara, misalnya berkirim SMS, membaca surat-surat yang masuk, melihat laptop, atau sekedar menggerak-gerakkan tangan, jari atau kaki yang menjauhkan perhatian dari substansi pembicaraan orang lain.
Terbuka
Inviting. Kalau ‘Attending’ lebih bersifat membuat orang lain yang bicara serasa berbicara di rumahnya, nyaman dan didengarkan. Maka ‘Inviting’ cenderung bersifat membuka pintu dan mengundang orang lain untuk masuk dan berbicara.
Ciri-ciri kepemimpinan dengan kemampuan Listening Skill – Inviting adalah ciri-ciri fisik. Misalnya menunjukkan respon gesture tubuh surprise ketika mendengarkan orang bicara bernada hal yang mengejutkan.
Ciri-ciri verbalnya adalah merespon dengan kalimat-kalimat seperti berikut ini, “Oh ya?!”, “Mengapa bisa begitu?”, dan sebagainya. Atau anda bisa menggunakan nada-nada suara yang membangkitkan semangat, misalnya: “Hmmmm”, “Aahhh”, “Ya, betul”, dan sebagainya.
Dua ciri-ciri diatas akan membuat suasana menjadi rileks, dan membuat lawan bicara anda menjadi nyaman karena anda nyaman dengan kehadiran dan pembicaraannya.
Bertanya
Questioning. Kemampuan ini adalah meningkatkan atensi anda terhadap si pembicara. Karena mereka akan merasa terbawa menuju solusi yang selama ini mereka cari dan harapkan. Beberapa contoh pertanyaan yang langsung mampu menjadi pilar penemuan solusi atas permasalahan yang dibicarakan orang lain adalah, “Tak bisakah itu ditangani sejak awal dengan Standard Operating Procedure kita?”. Respon pertanyaan ini akan mampu membuat si pembicara mendalami kembali apakah ada yang salah selama ini pada dirinya.
Karena biasanya si pembicara memiliki tendensi mengeluh atau melemparkan kesalahan kepada orang lain. Dengan pertanyaan seperti diatas, substansi kesalahan akan menjadi milik bersama, ketimbang anda yang menjadi sasaran kesalahan.
Kemudian bisa disusul dengan pertanyaan seperti berikut ini, “Bagaimana SOP kita bisa menangani masalah ini sejak dini?”. Pertanyaan ini akan menantang kebersamaan untuk memecahkan masalah, daripada saling menyalahkan.
Sepakat
Restating. Skill keempat ini sifatnya merangkum dan mendefinisikan ulang seluruh hasil pembicaraan pada level Attending, Inviting dan Questioning. Setelah melalui pembicaraan yang panas dan bertendensi saling menyalahkan, harus diakhiri dengan kalimat-kalimat bijak yang berfungsi untuk merangkum dan mendefiniskan ulang sehingga memastikan bahwa semua orang bisa menerima dan bersepakat untuk bersama-sama membenahi kesalahan dan masalah yang terjadi.
Sumber : IsiGood